JNEWS – Indonesia sebagai negara maritim dan agraris memiliki sejumlah waduk di seluruh penjuru nusantara. Waduk di Indonesia kerap dimanfaatkan untuk keperluan pertanian dan lainnya pada saat musim kemarau tiba.
Menurut laman Sistem Informasi Bendungan dan Waduk (SINBAD), waduk adalah tempat pada permukaan tanah yang dimaksudkan untuk menyimpan atau menampung air saat terjadi kelebihan air di musim hujan.
Fungsi waduk secara prinsip adalah untuk menampung air saat debit tinggi untuk digunakan saat debit rendah. Air yang ditampung umumnya digunakan untuk irigasi pertanian di daerah sekitar, PLTA, sebagai sumber penyediaan air baku, pengendali banjir, budidaya ikan hingga pariwisata serta olahraga air.
Pembangunan waduk di Indonesia telah dimulai sejak berpuluh tahun lalu. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan fungsinya bagi warga sekitar. Dari sekian banyak waduk yang ada, beberapa di antaranya cukup fenomenal, karena memiliki ukuran besar, keindahan alam yang mengelilinginya serta sejarah di balik pembangunannya.
5 Waduk di Indonesia yang Terbesar
1. Waduk Jatiluhur
Waduk Jatiluhur merupakan waduk terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Terletak di Kabupaten Purwakarta, sedikit area masuk ke Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung, waduk ini memiliki luas hingga 8.300 hektare. Memiliki enam unit turbin, Waduk Jatiluhur berfungsi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan mampu memproduksi sebanyak 187 MW atau rata-rata sekitar 1000 juta kwh setiap tahun.
Sejarah pembangunan waduk ini cukup menarik. Mulai dibangun pada tahun 1957 di masa pemerintahan Presiden Soekarno, Waduk Jatiluhur merupakan kenang-kenangan untuk Ir. H. R Djoeanda Kartawidjaja atau biasa dikenal Ir. Djuanda.
Proses pembangunan waduk ini, Ir. Djuanda dan Ir. Sedijatmo dengan gigih memperjuangkannya. Waduk ini dirancang menjadi waduk terbesar di Indonesia. Agar pembangunannya terus berjalan, mereka pun memperjuangkan di forum internasional.
Awal penamaan waduk adalah Jatiluhur Multipurpose Project dan akhirnya menjadi Jatiluhur. Dalam pembangunannya, tercatat ada 14 desa besar yang dikorbankan.
Keindahan alam yang mengelilingi Waduk Jatiluhur memiliki pesona tersendiri. Dari waduk ini akan terlihat megahnya Gunung Tiga Menara dan Gunung Parang. Saat petang tiba, tempat ini sangat cocok menikmati matahari terbenam.
Aktivitas wisata pun kerap dilakukan di sini. Mulai dari sewa perahu motor untuk berkeliling waduk, berenang, memancing di kolam budidaya ikan, outbond hingga berkemah.
Baca juga: 7 Danau di Indonesia yang Terbesar dan Paling Terkenal Sedunia
2. Waduk Gajah Mungkur
Waduk Gajah Mungkur menjadi waduk di Indonesia yang terbesar dengan luas daerah genangan maksimum sekitar 9100 hektare yang mencakup tujuh kecamatan. Dari hitungan pemerintah, diprediksi konstruksi waduk ini mampu bertahan hingga 100 tahun.
Lokasi waduk ini ada di Wonogiri, Jawa Tengah dengan jarak 6 km ke arah barat daya Kota Wonogiri. Diresmikan pada tanggal 17 November 1981 oleh Presiden Soeharto, pembangunannya harus mengorbankan 15 desa. Lebih dari 13.000 keluarga pun harus dipindahkan.
Waduk ini merupakan salah satu dari empat waduk yang direncanakan untuk dibangun pada proyek Bengawan Solo. Proyek ini dilakukan untuk bisa membantu dalam mengendalikan sifat air dari Sungai Bengawan Solo yang dinilai cukup merusak.
Waduk ini dibangun dengan cara membendung Sungai Bengawan Solo. Dinamakan Gajah Mungkur karena letaknya tidak jauh dari Pegunungan Gajah Mungkur di sisi barat waduk.
Tak sekadar membantu mencegah banjir dan menjadi sumber irigasi area sawah di sekitarnya, Waduk Gajah Mungkur kini menjadi salah satu destinasi wisata populer di Wonogiri. Menariknya lagi, sekarang telah dibangun kebun binatang mini dan wahana waterboom untuk lebih menarik minat para wisatawan datang berkunjung ke waduk ini.
3. Waduk Jatigede
Waduk Jatigede terletak Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Kehadiran waduk ini untuk membendung aliran Sungai Cimanuk.
Waduk ini merupakan salah satu danau buatan terbesar yang ada di Indonesia dengan luas 4.983 hektare. Diresmikan pada tahun 2015, sejumlah fungsi penting dijalankan oleh waduk ini seperti pengendali banjir, irigasi, PLTA, dan tempat menampung cadangan air.
Ide awal pembangunan tiga waduk sepanjang aliran Sungai Cimanuk sudah ada sejak zaman pemerintah Hindia Belanda. Waduk Jatigede nantinya akan dijadikan sebagai waduk utama. Sayangnya, perencanaan proses pembangunan waduk terhenti karena adanya tantangan dan kontroversi di masyarakat sekitar.
Pada tahun 1990-an rencana pembangunan Waduk Jatigede mencuat ke permukaan lagi. Langkah pertama yang dilakukan adalah relokasi masyarakat di tahun 1992. Adapun konstruksi pembangunan waduk dimulai pada tahun 2008.
Selain manfaat positif untuk warga sekitar, Waduk Jatigede juga menjadi tempat wisata. Panorama alam di waduk ini begitu indah, tak hanya itu saja pengunjung bisa melakukan kegiatan menarik. Apalagi berdirinya Masjid Al Kamil dan Monumen Kujang Sepasang di sisi waduk, menambah daya tarik dari tempat ini.
4. Waduk Kedung Ombo
Waduk di Indonesia yang terbesar lainnya ada di Kabupaten Grobogan yakni Waduk Kedung Ombo. Waduk ini terletak di area yang membatasi Kabupaten Sragen dan Kabupaten Boyolali. Menariknya lagi, pembangunan waduk ini ada di titik temu Sungai Uter dan Sungai Serang di Kabupaten Grobogan.
Waduk Kedung Ombo mulai dibangun pada tahun 1985 dan rampung serta diresmikan di tahun 1991. Waduk ini memiliki luas sekitar 6.576 hektare, lahan perairannya seluas 2.830 hektare, dan lahan daratannya seluas 3.746 hektare.
Pembangunan waduk ini menuai protes dari masyarakat sekitar karena menenggelamkan 37 desa, 7 kecamatan di 3 kabupaten. Sebanyak 5.268 keluarga kehilangan tanah karena pembangunan ini. Walaupun diresmikan, tetapi protes masih berjalan untuk menuntut hak atas ganti rugi tanah dengan harga layak.
Kini Waduk Kedung Ombo menjadi salah satu destinasi wisata menarik di Jawa Tengah. Selain pemandangan alam yang indah, ada area bermain khusus anak-anak, bisa juga untuk berenang hingga menikmati lezatnya menu ikan bakar.
5. Waduk Sigura-gura
Di Pulau Sumatra ada salah satu waduk terbesar yakni Waduk Sigura-gura yang terletak di Sumatera Utara. Waduk ini berada 23,3 km dari Danau Toba. Pembangunan waduk dimulai bulan Mei 1978 dan rampung pada bulan Desember 1981.
Tinggi waduk mencapai 46 meter yang terhitung dari dasar Sungai Asahan. Untuk volume mencapai 6.140.000 m3. Sedangkan jenis strukturnya adalah Beton Gravity.
Waduk ini bisa menghasilkan tenaga listrik sebesar 206 megawatt. Uniknya lagi, lokasi pembangkit listrik itu berada di 200 meter kedalaman tanah. Dalam setahun, Waduk Sigura-gura mampu menghasilkan daya sebesar 1868 gwh.
Keindahan alam yang mengelilingi waduk ini begitu indah, akan terlihat area perbukitan atau Paritohan yang terkenal. Sayangnya, waduk ini tidak dibuka untuk umum. Kendati demikian, Waduk Sigura-gura menerima kunjungan dari sekolah atau universitas sebagai bentuk study tour.
Baca juga: Situ Bagendit: Panduan Wisata, Sejarah, dan Legenda di Balik Danau
Deretan waduk di Indonesia tersebut mengalami proses pembangunan yang cukup berliku dan sulit. Bahkan ada sejarah kelam yang melatarbelakanginya. Namun, sekarang waduk tersebut masih berfungsi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.