JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Zero Waste Lifestyle: Solusi Masalah Sampah di Kota-Kota Besar di Indonesia?

by Penulis JNEWS
10 December 2022
Zero Waste Lifestyle: Solusi Masalah Sampah di Kota-Kota Besar di Indonesia?
Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai kota besar sekaligus kota wisata, kebersihan kota Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung, serta kota-kota besar lainnya menjadi prioritas pemerinta, terutama pemerintah daerah. Namun, apa jadinya jika tempat penampungan sampah umum diblokir warga karena sudah melebihi kapasitas sehingga mengganggu kenyamanan warga sekitar? Itulah saatnya penduduk kota menyadari bahwa gaya hidup zero waste tidak bisa ditunda.

Tapi, apa itu gaya hidup zero waste?

Definisi Zero Waste

Sebelum mulai menerapkan gaya hidup ini, ada baiknya kita cari tahu dulu apa arti sebenarnya dari zero waste itu sendiri.

Laman United States Environmental Protection Agency (EPA) memuat definisi zero waste yang dikeluarkan oleh semua komunitas di Amerika Serikat. Tidak ada koreksi karena EPA menghargai semua usaha komunitas setempat untuk mengurangi sampah sesuai dengan kondisi masing-masing. Namun, kutipan dari negara bagian Hawaii bisa menjadi bahan perenungan, yang terjemahannya sebagai berikut:

Zero waste adalah cara hidup yang mendukung tujuan untuk mengurangi jumlah bahan yang kita buang dan sebagai gantinya memasukkan kembali produk sampingan dari satu sistem untuk digunakan di sistem lain. Tidak ada kata “limbah” di alam. Di alam, produk sampingan dari satu sistem adalah bahan baku untuk sistem lain. Hanya manusia yang menciptakan benda ini seperti limbah.

Bukan Proses yang Dimulai dari Limbah

Merujuk definisi oleh negara bagian Hawaii di atas, zero waste bukan tentang mau diapakan sampah yang menumpuk, melainkan tentang apa yang harus dilakukan agar bahan yang digunakan tidak berhenti menjadi limbah atau sampah.

Baca juga: Pengelolaan Sampah Tak Terbatas di Kumpul, Angkut, dan Buang Saja

Jadi, pemanfaatan limbah kemasan plastik oleh ibu-ibu untuk berbagai kerajinan itu sebenarnya sudah merupakan tindakan darurat untuk “memutihkan” limbah menjadi bahan baku. Yang seharusnya terjadi, sejak proses pengembangan produk, produsen itu sendiri sudah memilih bahan yang tidak akan berhenti sebagai limbah setelah selesai satu proses penggunaan.

Belakangan para pemerhati lingkungan mendesak para produsen untuk tidak lagi menggunakan kemasan sekali pakai. Beberapa produsen sudah menanggapinya dengan serius, antara lain menyediakan tempat isi ulang shampoo, sabun, minuman dan sebagainya di supermarket. Tapi itu belum menjadi gerakan yang besar.

Zero Waste dan Ironi Gaya Hidup Modern

Healthy living sudah menjangkiti warga kota besar. Di media sosial, mereka mempromosikan makanan sehat, olahraga, aksi sosial dan sebagainya. Mereka berkumpul di kafe-kafe untuk membahas aksi cinta lingkungan. Namun, kita bisa melihat bahwa minuman dingin yang creamy yang mereka nikmati masih dalam kemasan gelas plastik.

Baca juga: Produk Ramah Lingkungan Mulai Dapat Tempat Di Masyarakat

Mari kita lihat di salah satu kota yang katanya menjadi surga kafe. Ya, Yogyakarta.

Belum lama ini ada klaim bahwa Yogyakarta telah menjadi kota dengan kafe terpadat di Indonesia. Yogyakarta bisa dikatakan memiliki ribuan cafe, baik yang besar hingga kafe yang ada di sudut-sudut gang. Itu belum termasuk outlet dan kios minuman bubble, bahkan jus sebagai minuman sehat.

Dari ilustrasi ini, kita sudah sulit menghitung, berapa banyak sampah gelas plastik yang dihasilkan setiap harinya. Itu sangat mengkhawatirkan mengingat sudah beberapa kali terjadi pemblokiran TPU di kota wisata tersebut.

Beberapa kafe telah mengizinkan pengunjung untuk membawa tumbler sendiri. Namun masih banyak penjual minuman yang tetap memprioritaskan kemasan mereka sendiri dengan alasan semua konsumsi bahan utama dan pendukung di kafe tersebut harus masuk ke dalam sistem komputer mereka untuk memudahkan penghitungan riil laba dan rugi.

Zero Waste Lifestyle: Solusi Masalah Sampah di Kota-Kota Besar di Indonesia?

Bukan Hanya Anti Plastik

Plastik memang merupakan limbah yang paling dikhawatirkan merusak bumi, namun bukan satu-satunya yang sulit terurai. Masih ada limbah kaca, styrofoam, popok, pembalut, kaleng, karet, kain dan sebagainya. Dengan demikian, memilih bahan yang digunakan dan memilahnya setelah digunakan berlaku untuk semua barang.

Beberapa gerakan pembasmi sampah sudah bermunculan dengan menawarkan diri untuk menampung limbah terpilih yang tidak lagi digunakan. Ini bisa sangat membantu jika sudah tidak memiliki ide pemanfaatannya. Namun, pilihlah tempat pengantaran terdekat karena tempat pengantaran yang terlalu jauh akan meninggalkan jejak karbon yang banyak sehingga kurang ramah lingkungan juga.

Bukan Berarti Membebaskan Sampah Organik

Sampah organik memang mudah terurai tapi bukan berarti bebas dibuang. Selain menimbulkan bau pembusukan dan pemandangan tak sedap, limbah organik juga menghasilkan cairan leachate yang mengurangi kualitas tanah dan air di sekitarnya.

Sampah organik juga bisa menghasilkan gas metana yang di dalam ruang tertutup bisa meledak.

Sampah organik bisa dipilah antara yang kering dan basah, lalu dibuat pupuk kompos atau eco enzyme. Banyak penggiat lingkungan dari kalangan ibu-ibu yang mengunggah tutorialnya di media sosial. Beberapa tantangan seperti rumah yang sempit bisa mereka taklukkan dengan membuat wadah-wadah yang sangat efisien.

Penggiat zero waste belakangan juga tidak hanya mengkampanyekan 3R, yaitu recycle, reuse dan reduce, tetapi juga replant. Banyak ide yang tersebar tentang pemanfaatan sisa masakan di dapur untuk ditanam kembali agar nantinya tidak perlu membeli, seperti seledri, bawang, mint, pokchoy dan sebagainya.

Baca juga: Green Living: Gaya Hidup untuk Hadapi Krisis dan Cintai Bumi

Menerapkan gaya hidup zero waste memang perlu kerja keras. Tapi jika sudah menjadi kerja rutin, selanjutnya akan lebih ringan. Sebagian orang keberatan dengan istilah zero waste dan menyarankan istilah less waste yang lebih masuk akal untuk dilakukan. Mungkin memang lebih baik ada tingkatan dan masyarakat bisa memberikan badge kepada kota-kota yang ditinggali atau dilewati berdasarkan status sampahnya di Google Map, antara lain many wastes, less waste dan zero waste sebagai motivasi untuk menjaga kebersihan bersama.

Tags: gaya hiduplimbahpecinta lingkunganSampahsampah organik
Share234Tweet146
Next Post
Mendidik anak agar tidak menjadi pembully

5 Cara Jitu Mendidik Anak Agar Tidak Menjadi Pembully

TERKINI

Oleh-Oleh Khas Tulungagung Paling Banyak Dicari

15 Pilihan Oleh-Oleh Khas Tulungagung yang Paling Banyak Dicari

4 September 2025
jne pamekasan

Gerak JNE Melayani Pelaku UMKM di Pamekasan

4 September 2025
gen z dan umkm digital akan makin penting di era ekonomi digital

Pemerintah Sebut Gen Z dan UMKM Digital Jadi Motor Ekonomi Baru

4 September 2025
Pura Ulun Danu Beratan: Sejarah dan Faktanya

Sejarah dan Fakta Menarik Pura Ulun Danu Beratan di Bedugul

4 September 2025
Laut Aral: Kisah Danau Luas Jadi Gurun Gersang

Kisah Laut Aral: Dari Samudra Luas Menjadi Gurun Gersang

4 September 2025
kurir jne

Antar Paket Di Sela-sela Bau Gas Air Mata, Cerita Kurir JNE di Sekitar Kwitang

4 September 2025

POPULER

Pekerjaan Freelance untuk Mahasiswa sambil Kuliah

30 Pekerjaan Freelance untuk Mahasiswa, Cari Cuan sambil Kuliah

by Penulis JNEWS
20 August 2025

Tips Liburan Long Weekend Seru dan Hemat

Tips Liburan Long Weekend Cerdas biar Tetap Seru dan Hemat

by Penulis JNEWS
9 August 2025

Gili Air: Pantai Cantik, View Indah, dan Udara Segar

Gili Air, Tempat Liburan Ideal dengan Pantai Cantik, Pemandangan Indah, dan Udara Segar

by Penulis JNEWS
14 August 2025

Tempat Wisata di Tidore: Alam, Bahari, Sejarah

11 Tempat Wisata di Tidore: Alam, Bahari, dan Sejarah

by Penulis JNEWS
21 August 2025

Fahombo Nias: Tradisi Lompat Batu Warisan Leluhur

Fahombo Nias: Tradisi Lompat Batu yang Sarat Makna dan Keberanian

by Penulis JNEWS
7 August 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini

©2020 - Your Trusted Logistic Portal