Sepeda motor mungkin bisa dibilang sudah menjadi bagian dari banyak aktivitas masyarakat di Indonesia. Fungsinya pun sudah bergeser, dari sekedar sebagai alat transportasi, sampai menjadi sarana mencari nafkah, bahkan sampai dijadikan alat pengantaran paket atau logistik.
Hal tersebut tak heran dilakukan, pasalnya selain secara biaya kepimilikan motor yang lebih murah dibandingkan roda empat, menggunakan motor juga lebih efisien secara waktu.
Dengan dimensi yang lebih kecil, motor memiliki kemampuan berkendara lebih lincah dan mudah untuk menyalip kendaraan lain. Tapi jangan terlena, karena dibalik kemudahan, kemurahan, dan kecepatannya, mengendari motor punya risiko yang cukup fatal.
Berdasarkan data dari Kementerian Perhuhungan serta kepolisian, pengendara motor menjadi penyumbang aktif dan terbesar soal keterlibatan kecelakaan di jalan raya. Tak hanya itu, kontibusi angka kematiannya pun sangat tinggi.
BACA JUGA : Dua Pemenang Quiz Sosmed @JNE_ID Bawa Pulang Hadiah Motor
Karenanya, mengendarai motor harus tau risiko dan tehniknya. Sementara soal masalah potensi risiko pengendara motor yang kerap diabaikan adalah sulit terdeteksi di area blind spot oleh kendaraan lain yang lebih besar.
“Seringkali pengendara kurang berhati-hati ketika berada di samping atau belakang kendaraan yang memiliki ukuran besar sehingga tanpa sadar pengendara sepeda motor berada pada posisi blind spot yang berpotensi terlibat dalam kecelakaan ketika berkendara,” ujar Manager Safety Riding PT Astra Honda Motor (AHM) Johanes Lucky.
Blind spot merupakan “titik buta” kendaraan yang tidak bisa dijangkau oleh mata pengendara dan spion standar kendaraan.
Untuk menekan potensi terjadinya kecelakaan akibat “titik buta” tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pengguna motor untuk mengantisipasinya.
1. Pahami dan ketahui area blind spot kendaraan kita dan juga kendaraan lain dengan mengikuti pelatihan safety riding agar mampu memprediksi bahaya apa saja yang dapat terjadi ketika bekendara. Salah satu tempat pelatihan safety riding yang tersedia saat ini bisa ditemui di AHM Safety Riding Park, Deltamas, Cikarang.
2. Pastikan area blind spot kita secara visual dengan melihat ke kanan atau ke kiri sebelum berubah arah atau lajur kendaraan. Alternatif lainnya, dapat juga memasang spion tambahan untuk meminimasi area blind spot kita.
3. Fokus mata dan pendengaran saat berkendara untuk memaksimalkan kewaspadaan kita terhadap lalu lintas jalan. Untuk itu, hindari mendengarkan musik dengan headset saat berkendara serta hindari menggunakan knalpot tidak standar karena berpotensi menurunkan konsentrasi dan kewaspadaan kita saat berkendara.
4. Selalu memposisikan di area luar blind spot kendaraan lain agar terlihat oleh kendaraan lain.
5. Bunyikan klakson atau lampu untuk melakukan konfirmasi kepada pengguna jalan lain bahwa apabila kita berada pada area blind spot-nya dan segera keluar dari area blind spot tersebut.
BACA JUGA : Ganggu Perekonomian, Kemenhub Potong 10 Truk ODOL di Bogor
6. Menggunakan pelengkapan berkendara yang terlihat, sehingga tidak mudah terabaikan oleh kendaraan lain.
7. Selalu jaga jarak aman dengan kendaraan lain saat berkendara.
“Semakin besar suatu kendaraan maka “titik buta” saat berkendaranya semakin luas. Selain memahami posisi blindspot suatu kendaraan, pengendara juga harus menerapkan #cari_aman dalam berkendara sehingga meminimalisir resiko kecelakaan,” tutup Lucky.