JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Sejarah dan Makna Cap Go Meh: Perayaan 15 Hari Setelah Imlek

by Penulis Konten
5 February 2025
Cap Go Meh: Perayaan 15 Hari Setelah Imlek
Share on FacebookShare on Twitter

JNEWS – Cap Go Meh adalah perayaan yang berlangsung pada hari ke-15 setelah Imlek. Tradisi ini menandai akhir dari rangkaian Tahun Baru Tionghoa dengan berbagai ritual dan acara meriah.

Di Tiongkok, festival ini dikenal sebagai Yuan Xiao Jie dan identik dengan lampion, kue tangyuan, serta doa untuk keberuntungan. Sementara itu, di Indonesia, Cap Go Meh punya ciri khas tersendiri, mulai dari lontong khas hingga tradisi yang unik.

Asal Usul dan Makna Perayaan Cap Go Meh

Dikutip dari Indonesia Travel, Cap Go Meh berasal dari tradisi Tionghoa yang dirayakan pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek. Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkian. Cap berarti sepuluh, go berarti lima, dan meh berarti malam. Jadi, secara harfiah artinya malam ke-15 yang menandai berakhirnya rangkaian perayaan Imlek.

Ada sejarah yang panjang yang bisa ditelusuri terkait perayaan ini. Pada masa Dinasti Han (206 SM – 220 M) di Tiongkok, Kaisar Han Wendi menetapkan hari ke-15 setelah Imlek sebagai perayaan lentera (Yuan Xiao Jie). Pada perayaan tersebut, masyarakat akan menyalakan lentera sebagai bentuk penghormatan kepada dewa-dewa dan roh leluhur. Tradisi ini kemudian berkembang menjadi festival rakyat yang identik dengan lampion, pertunjukan barongsai, dan aneka kuliner khas.

Pada zaman Dinasti Tang (618-907 M), festival ini menjadi lebih meriah dengan parade lentera, tarian naga, dan berbagai hiburan rakyat. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa menyalakan lentera dapat membawa keberuntungan dan kebahagiaan sepanjang tahun.

Baca juga: Perbedaan Tradisi Perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia dan Tiongkok

Di Indonesia, momen ini juga dirayakan secara khas, berbeda dengan perayaan di Tiongkok. Hal ini terjadi karena ketika para imigran Tionghoa datang ke Nusantara, mereka membawa tradisi ini dan mengadaptasinya dengan budaya lokal.

Selain itu, Cap Go Meh memiliki beberapa makna penting yang diwariskan secara turun-temurun. Berikut adalah beberapa makna di balik perayaan ini.

1. Simbol Keberuntungan dan Harapan Baru

Cap Go Meh menandai berakhirnya rangkaian perayaan Imlek dan menjadi momen untuk memulai tahun dengan harapan yang lebih baik. Dalam tradisi Tionghoa, menyalakan lentera melambangkan pengharapan akan keberuntungan, kebahagiaan, dan kesejahteraan sepanjang tahun.

2. Penghormatan kepada Leluhur dan Dewa

Pada zaman Dinasti Han, hari ini diperingati untuk memberikan penghormatan kepada dewa-dewa dan leluhur. Ritual-ritual ini bertujuan untuk memohon perlindungan, berkah, dan kelancaran dalam kehidupan.

3. Ajang Menjodohkan Kaum Muda

Uniknya, pada zaman dulu di Tiongkok, Cap Go Meh juga merupakan satu-satunya kesempatan bagi para gadis untuk keluar rumah dan berinteraksi dengan calon pasangan. Oleh karena itu, perayaan ini sering disebut sebagai Hari Valentine Tionghoa.

4. Simbol Persatuan dan Kebersamaan

Perayaan ini membawa keluarga dan komunitas berkumpul untuk berbagi kebahagiaan, makanan, serta doa bersama. Di Indonesia, perayaan ini juga sering dikaitkan dengan akulturasi budaya, seperti tradisi Tatung di Singkawang yang melibatkan berbagai suku dan kepercayaan.

5. Penutup Rangkaian Imlek dengan Pembersihan Energi Negatif

Beberapa ritual yang dilakukan, seperti mengarak naga dan barongsai, dipercaya mampu mengusir roh jahat serta membawa keseimbangan energi positif untuk kehidupan yang lebih harmonis.

  1. Lambang Kemakmuran dan Kelimpahan

Kuliner khas seperti Lontong Cap Go Meh melambangkan keberlimpahan rezeki. Lontong yang berbentuk silinder dianggap sebagai simbol panjang umur dan keberuntungan.

Tradisi-Tradisi Cap Go Meh yang Masih Dihidupi sampai Kini

Cap Go Meh: Perayaan 15 Hari Setelah Imlek

Perayaan Cap Go Meh lebih dari sekadar festival, tetapi juga menjadi warisan budaya yang memperkuat nilai-nilai tradisi, kebersamaan, dan harapan baik untuk masa depan. Berikut beberapa tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini.

1. Festival Tatung di Singkawang

Di Singkawang, Kalimantan Barat, ada tradisi Tatung yang dilakukan untuk meramaikan momen ini. Tatung merupakan ritual spiritual ketika seseorang dirasuki roh leluhur atau dewa. Tatung berjalan di atas bara api, menusukkan benda tajam ke tubuh, atau melakukan aksi ekstrem lainnya sebagai simbol kekuatan supranatural yang dipercaya dapat mengusir roh jahat.

2. Pawai Lampion dan Barongsai

Di banyak kota seperti Jakarta, Medan, dan Semarang, Cap Go Meh dirayakan dengan parade lampion yang melambangkan keberuntungan dan harapan baik. Barongsai dan naga liong ikut berkeliling kota, dipercaya membawa keberkahan dan mengusir energi negatif.

3. Makan Lontong

Di beberapa daerah di Jawa, momen ini dirayakan dengan menyantap Lontong Cap Go Meh, hidangan yang merupakan akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa. Makanan ini terdiri dari lontong, opor ayam, sambal goreng ati, dan telur pindang yang melambangkan kemakmuran dan keberuntungan.

4. Melepaskan Lentera ke Langit (Shang Yuan Festival)

Di Tiongkok, Taiwan, dan beberapa daerah di Indonesia seperti Bangka Belitung, perayaan Cap Go Meh diramaikan dengan tradisi melepaskan lentera ke langit. Tradisi ini melambangkan harapan agar doa dan permohonan terkabul di tahun yang baru.

5. Lempar Jeruk di Malaysia dan Singapura

Di Malaysia dan Singapura, ada tradisi unik yang disebut Yee Sang atau lempar jeruk. Para wanita yang masih lajang melempar jeruk ke sungai atau laut dengan menuliskan harapan menemukan jodoh di kulitnya. Sementara itu, pria akan mengambil jeruk tersebut sebagai tanda kesediaan untuk mengenal lebih jauh.

6. Festival Kue Tangyuan di Tiongkok

Di Tiongkok, Cap Go Meh juga dikenal sebagai Festival Yuan Xiao, yang identik dengan makan Tangyuan, bola ketan berisi pasta kacang merah atau wijen. Bentuk bulat Tangyuan melambangkan persatuan dan keharmonisan keluarga.

Cap Go Meh bukan sekadar tradisi penutup Imlek, tapi juga warisan budaya yang terus hidup dan berkembang. Perayaan ini membawa kegembiraan, harapan, dan kebersamaan bagi banyak orang.

Baca juga: 38 Makanan Tradisional dari 38 Provinsi di Indonesia – Yang Mana Favoritmu?

Setiap daerah punya cara unik dalam merayakannya, dengan tetap mempertahankan makna aslinya. Dari pawai meriah hingga sajian khas, semua elemennya menunjukkan betapa kayanya budaya yang diwariskan turun-temurun ini. Terlepas dari perbedaan cara merayakan, semangat utama Cap Go Meh tetap sama: merayakan kebahagiaan, memohon keberuntungan, dan mempererat hubungan dengan sesama.

Tags: #barongsaiasal usul Cap Go Mehfestival tatungImlekperayaan Cap Go Mehsejarah Cap Go Mehtahun baru Imlektradisi Cap Go Meh
Share189Tweet118
Next Post
bantuan jne untuk warga terdampak tanah longsor di pekalongan

JNE Salurkan Donasi bagi Korban Tanah Longsor di Pekalongan

TERKINI

jne palembang

Smart Point HUB Barat: Kiat JNE Percepat Distribusi Paket di Palembang

5 June 2025
Tradisi Idul Adha Unik Berbagai Daerah Indonesia

Tradisi Unik Iduladha di Berbagai Daerah Indonesia

5 June 2025
Daging Kurban: Tip Menyimpan dan Mengolah

Tip Menyimpan dan Mengolah Daging Kurban agar Awet dan Higienis

5 June 2025
kemkomdigi fasilitasi pengembang game lokal ikut memanfaatkan pasar game yang potensi ekonominya tinggi

Pasar Industri Game Besar, Kemkomdigi Ingin Fasilitasi Pengembang Game Lokal

5 June 2025
Kepala Regional JNE Jawa Barat

Sebastian: Dari JNE Cabang Bogor ke Region Jawa Barat

4 June 2025
Taman Nasional Yellowstone: Rumah Beruang Grizzly

Taman Nasional Yellowstone: Surga Geotermal dan Rumah bagi Beruang Grizzly

4 June 2025

POPULER

Tempat Wisata di Payakumbuh yang Bisa Dikunjungi

Wisata ke Payakumbuh? Ini Destinasi Paling Seru yang Bisa Dikunjungi

by Penulis Konten
29 May 2025

Lazy Girl Jobs: Contoh Pekerjaannya dan Kenapa?

Lazy Girl Jobs: Apa Saja Contoh Pekerjaannya dan Kenapa Ramai Dibahas?

by Penulis Konten
27 May 2025

Egg Freezing: Proses, Manfaat, dan Pertimbangannya

Mengenal Egg Freezing: Proses, Manfaat, dan Pertimbangannya

by Penulis Konten
24 May 2025

Mengenal Sistem Hybrid di Dunia Otomotif

Mengenal Sistem Hybrid: Teknologi Ramah Lingkungan di Dunia Otomotif

by Penulis Konten
15 May 2025

Ide Jualan Makanan Pedas yang Laris

10 Ide Jualan Makanan Pedas yang Laris dan Disukai Banyak Orang

by Penulis Konten
20 May 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini

©2020 - Your Trusted Logistic Portal