Dari Geliat Ekonomi Sampai Tantangan Cuaca, Serba-Serbi Moto GP Mandalika

Oleh: Iyut Cahyadi, JNE Mataram

Gelaran Moto GP di Indonesia baru saja usai. Kemeriahan dan ingar-bingar event internasional ini tentu saja meninggalkan banyak cerita. Baik yang dirasakan warga Nusa Tenggara Barat (NTB) sendiri atau para penonton dari luar daerah, hingga para pembalap dan crew-nya. Ada banyak potret kebahagiaan yang masih kita saksikan di layar televisi hingga masih menjadi buah bibir di jagat dunia maya.

Lokasi Sirkuit Mandalika yang dibangun di daerah Pujut, Lombok Tengah tersebut sangat strategis. Sirkuit ini pun langsung dinobatkan sebagai salah satu sirkuit terindah di dunia. Keindahan Lombok memang tak bisa dipungkiri oleh setiap mata yang memandangnya, termasuk oleh para pebalap dan penonton Moto GP.

Ekonomi Lombok Kembali Menggeliat Pasca Pandemi COVID-19

Sirkuit yang dapat menampung 195 ribu penonton ini tentu akan mampu menjadi tumpuan ekonomi lokal bahkan nasional yang sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19. Rupanya investasi besar pemerintah di Kawasan Mandalika sebagai upaya untuk menjadikan Lombok Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terbilang sukses melalui event Moto GP yang diselenggarakan beberapa hari lalu. Lagi pula Lombok telah dibidik sejak awal untuk menjadi daerah pariwisata super prioritas bersama 4 daerah lainnya di Indonesia.

Baik para penonton maupun para pembalap MotoGP sudah pasti ikut mengdongkrak perekonomian warga lokal. Bahkan keberadaan para pembalap bisa dibilang menjadi duta endorsement gratis untuk pemasaran produk-produk lokal. Berikut potret-potret hangat dan keseruan interaksi para pembalap dunia dengan warga Lombok di Kawasan KEK Mandalika.

Pembalap Ducati, Jorge Martin namanya, membagikan momen saat menawar gelang jualan ibu-ibu di Pantai Kuta. Sontak postingan Instagramnya menuai banyak komentar positif dari pengikutnya. Tak sungkan-sungkan warganet Indonesia memuji, bahkan banyak yang berharap ingin menjadi gelang yang sedang ingin dibeli oleh sang pembalap.

Baca juga: Rekomendasi Kuliner Lombok Enak Wajib Coba

Foto: Instagram @88jorgemartin

Pembalap Moto 2, Marcos Ramirez juga membagikan momen foto bersama anak-anak penjual gelang dan ibu-ibu penjual kain melalui instagramnya.

Foto: Instagram @24marcosramirez

Jumlah Kunjungan Lokasi Wisata Selama Gelaran MotoGP Meningkat

Salah satu lokasi wisata populer di Lombok yaitu Desa Sade, terpantau memiliki kunjungan wisatawan dalam jumlah yang cukup besar selama gelaran MotoGP. Desa adat Suku Sasak yang memiliki lokasi searah dengan Kawasan Mandalika ini dipenuhi pengunjung dari berbagai daerah.

Salah satu pengunjung Desa Sade saat gelaran Moto GP Mandalika membagikan cerita seru tersebut kepada penulis (22/03). Adalah Aries Sandyandi (25), warga asal Pontianak, Kalimantan Barat.

Suasana Desa Sade disambut guide. Doc: Aries Sandyandi

Rame banget, kami hanya berlima. Sedangkan rombongan lain itu jumlahnya lebih besar dan banyak banget. Tapi nggak sampe ngantri, nyaman dan lebih terstruktur. Guide-nya udah ready banget. Jadi tidak menumpuk atau rebutan,” cerita Aries.

Berbagai Sektor Industri Turut Serta Mendukung Keberlangsungan MotoGP Mandalika

Selain peran penyelenggara dan pemerintah, peran berbagai sektor industri selama gelaran MotoGP Mandalika pun tak bisa dipandang sebelah mata. Perusahaan JNE yang bergerak di bidang pengiriman dan logistik pun turut ambil bagian dalam perhelatan MotoGP Mandalika. JNE Mataram memberikan promo 20% untuk kiriman regular dari Mataram dan Lombok Tengah ke seluruh Indonesia pada periode 16-22 Maret 2022.

Selain itu, JNE juga ikut membuka stand yang bisa dikunjungi para penonton Moto GP di Kawasan Sirkuit Mandalika bersama berbagai brand lokal yang berasal dari daerah-daerah di NTB hingga brand nasional.

Foto: Dokumen JNE Mataram

Tantangan Cuaca Panas di Lombok

Ingar-bingar lain yang tak luput dari ingatan penonton MotoGP Mandalika adalah cuaca panas. Kembali Aries bercerita, menurutnya suhu di Lombok panas menyengat dibandingkan di daerahnya, Pontianak. Suhu panas Lombok sangat terasa sejak ia dan teman-temannya keluar dari pintu pesawat.

“Sumpah panas banget, sampai anginnya pun terasa panas. Niat mau buka kaca mobil untuk nikmatin udara, malah jadinya makin panas,” ujarnya.

Aries warga Pontianak, salah satu pengunjung Desa Sade saat gelaran MotoGP. Foto: Dok. Pribadi Aries

Cuaca Lombok yang panas tentunya juga dirasakan oleh para pembalap yang telah bertanding di Sirkuit Mandalika. Sebelum bertanding beberapa pembalap mengaku bahwa suhu Lombok panasnya ekstrim. Jagat dunia maya pun telah dihebohkan dengan beragam foto berendam yang mereka unggah di media sosial.

Pembalap Moto3, Sergia Garcia, mengunggah foto kaki dan tangannya yang belang kemerahan karena cuaca panas selama beraktivitas jelang pertandingan.

Foto: Instagram @sergiogarcia_11

Sedangkan pembalap MotoGP Suzuki, Alex Rins mengunggah foto lebih ‘ekstrim’ karena berendam di dalam tempat sampah. Hal ini dilakukan karena ia merasa sudah tidak tahan dengan panas ekstrim saat berada di Kawasan Mandalika.

Pembalap Moto GP Raul Fernandes Foto: Instagram @folkative

Hal serupa juga dilakukan oleh pembalap-pembalap lain. Mereka menggunakan ember hingga kolam renang anak-anak.

 

Pembalap Moto 2, Jeremy Alcoba. Foto: Instagram @folkative

Tiba-tiba Hujan Disertai Petir pada Puncak Gelaran MotoGP Mandalika

Selain persoalan suhu yang panas, puncak pelaksanaan MotoGP tiba-tiba diwarnai hujan angin (20/03). Race Moto GP yang semula dijadwalkan pukul 14.25 WITA pun diundur beberapa kali hingga pukul 16.15. Padahal pagi hingga siang hari, saat race Moto 2 dan Moto 3, cuaca sangat bersahabat. Stasiun TV Indonesia maupun Internasional yang sudah stand by menayangkan race Moto GP akhirnya hanya menayangkan kondisi sirkuit yang basah selama sekitar 1,5 jam.

Petir di area Sirkuit Mandalika. Foto: Instagram @motogp

Setelah menunggu cukup lama, race yang ditunggu-tunggu pun dimulai. Dengan aspal yang masih basah, ban-ban motor para pembalap MotoGP pun melaju dengan kecepatan tinggi, dan setelah melahap 17 tikungan di Sirkuit Mandalika, keluarlah sang pemenang.

Pembalap Red Bull KTM, Miguel Oliveira, menduduki posisi puncak, disusul oleh pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo di posisi kedua dan Johann Zarco, pembalap Ducati di posisi ketiga. Indonesia pun sukses melaksanakan Moto GP dengan race basah.

Para pemenang MotoGP Mandalika. Di tengah Miguel Oliveira, di kanannya Fabio Quartararo, dan di kiri ada Johan Zarco. Foto: Instagram @motogp

Terkait tantangan hujan yang akan terjadi saat race Moto GP, sejak awal Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah memberikan rilis. Diperkirakan akan terjadi hujan sedang dan lebat yang juga disertai petir hingga angin kencang di area Mandalika antara 17 Maret 2022 hingga 3 hari kemudian. BMKG juga menyebutkan bahwa lokasi balapan dekat dengan titik episentrum badai pada pukul 11.00 WIB (20/03).

Aries mengungkapkan, kondisi cuaca panas dengan hujan yang tiba-tiba mengguyur sirkuit menyebabkan kawasan parkir becek dan basah.

“Iya di area parkir jadi becek banget dan enggak nyaman untuk dilewati. Itu juga mengganggu pemandangan sirkuit,” ujarnya.

Baca juga: Ajang MotoGP Jadi Momentum Kopi Robusta Lombok Naik Daun

Di akhir cerita, Aries mengungkapkan sangat puas berliburan ke Lombok pada saat gelaran MotoGP. Namun, ia sangat menyayangkan soal harga-harga yang sengaja dinaikkan bahkan terlampau mahal oleh beberapa oknum.

“Wajar lagi event jadi banyak yang mahal, tapi naiknya sampe berkali-kali lipat. Misalnya satu liter air minum mineral harganya 50 ribu rupiah. Seharusnya lebih manusiawi, boleh naik karena daerah wisata tapi mikir-mikir. Karena hal ini, jangan sampai MotoGP Mandalika selanjutnya hanya bisa dinikmati kalangan elit saja,” ucapnya.

Aries juga mengeluhkan banyak oknum-oknum parkir liar yang tiba-tiba muncul. Ia berharap Moto GP Mandalika ke depannya semakin baik lagi dan bisa terus ditata.

Exit mobile version