Kereta Rel Listrik (KRL) atau yang kini dikenal sebagai commuter line adalah moda salah satu moda transportasi darat yang paling diminati masyarakat, khususnya ribuan pekerja di Jabodetabek. Sebab, KRL merupakan transportasi publik dengan tarif ekonomis yang menjangkau banyak wilayah.
Saat ini, KRL Commuter Line dioperasikan oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) yang merupakan anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI). KRL telah beroperasi sejak tahun 1925 di Jakarta hingga kini melayani rute Jabodetabek dan lintas Yogyakarta-Solo.
KRL memiliki perjalanan yang berlika-liku lantaran transformasi operasional hingga penggunaan jenis gerbong yang diperbarui. Adapun, komposisi KRL didominasi oleh gerbong bekas yang diimpor dari Jepang, sebagian kecilnya di produksi oleh PT INKA.
Penasaran dengan sejarah panjang Kereta Rel Listrik alias KRL? Berikut adalah definisi, sejarah, dan juga serba-serbi cara naik kereta listrik yang perlu diketahui.
Definisi Kereta Rel Listrik
Kereta rel listrik atau KRL adalah kendaraan kereta yang menggunakan motor listrik sebagai sumber tenaga utama untuk menggerakkan roda-rodanya. Ini berbeda dari kereta rel konvensional yang biasanya menggunakan mesin diesel atau mesin uap.
Tahukah kamu? KRL menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama. Motor listrik ini dapat bekerja dengan baterai, catu daya langsung melalui kabel listrik, atau bahkan melalui overhead catenary (kabel rel atas) seperti yang sering digunakan dalam sistem kereta api kota.
Keuntungan utama kereta rel listrik adalah dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil. Mereka tidak menghasilkan emisi gas buang di tempat penggunaan.
Di sisi lain, motor listrik memiliki efisiensi yang tinggi dalam mengubah energi listrik menjadi gerakan. Oleh karena itu, kereta rel listrik sering kali lebih efisien dalam penggunaan energi dibandingkan dengan mesin diesel atau uap.
Sistem kereta rel listrik melibatkan jaringan kabel listrik atau catenary yang mendistribusikan daya ke kereta. Ini memungkinkan kereta untuk beroperasi pada jarak yang lebih jauh daripada baterai yang memiliki keterbatasan kapasitas energi.
Kereta rel listrik dapat mencapai kecepatan yang baik dan memiliki kapasitas daya angkut yang besar, menjadikannya pilihan yang efektif untuk transportasi umum dan angkutan barang.
KRL semakin populer di berbagai negara sebagai solusi transportasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Mereka digunakan dalam sistem kereta kota, kereta api regional, dan proyek-proyek kereta api tingkat tinggi untuk mengurangi dampak lingkungan dan menghemat energi.
Baca juga: Kereta Api Cepat Jakarta – Bandung: Sejarah, Rute, dan Info Lain yang Penting untuk Diketahui
Sejarah KRL
Kereta Rel Listrik atau KRL di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang dan melibatkan beberapa perkembangan signifikan. Kemunculannya berawal pada tahun 1925 ketika lintasan kereta api pertama kali dioperasikan di Pulau Jawa oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) di antara Batavia (Jakarta) dan Bogor. Kala itu, kereta api masih menggunakan tenaga uap.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, sistem kereta api di bawah naungan NIS dialihkan kepada pemerintah Indonesia. Beberapa upaya dilakukan untuk mengembangkan sistem KRL, tetapi perkembangannya belum signifikan pada saat itu.
Pada tahun 1972, pemerintah Indonesia meluncurkan proyek KRL untuk pertama kalinya dengan memperkenalkan layanan KRL di Jalur Commuter Line Jakarta-Bogor. Ini merupakan tonggak penting dalam pengembangan KRL di Indonesia.
Sejak tahun 1972, sistem KRL di Indonesia terus berkembang dengan penambahan jalur dan perluasan layanan. Jakarta menjadi pusat utama layanan KRL di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2015, Kementerian Perhubungan Indonesia memutuskan untuk elektrifikasi jalur-jalur KRL di sekitar Jakarta. Tujuannya yakni meningkatkan efisiensi, kecepatan, dan mengurangi dampak lingkungan. Elektrifikasi ini dilakukan dengan sistem kabel atas (overhead catenary).
KRL di Indonesia terus mengalami modernisasi dalam hal kendaraan, stasiun, dan peralatan. Ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan dan memenuhi tuntutan penumpang yang semakin meningkat.
Kini, layanan kereta rel listrik di Indonesia menjadi semakin penting dalam mengatasi masalah lalu lintas perkotaan dan memudahkan mobilitas penduduk. Penggunaan KRL semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Cara Naik KRL
Berikut adalah tutorial singkat tentang cara naik Kereta Rel Listrik (KRL) di Indonesia.
1. Persiapkan Tiket
Pastikan kamu memiliki tiket KRL sebelum pergi ke stasiun. Tiket dapat dibeli di mesin penjualan tiket atau loket penjualan tiket di stasiun. Beberapa stasiun juga mungkin memiliki sistem kartu prabayar seperti Kartu Multi Trip (KMT) atau Kartu Multi Trip Daerah (KMTD).
2. Ketahui Rute dan Jadwal
Sebaiknya kamu mengetahui rute dan jadwal KRL sebelumnya. Kamu dapat memeriksa jadwal KRL di situs web resmi KRL Commuter Line atau menggunakan aplikasi seluler yang menyediakan informasi terbaru tentang jadwal dan rute KRL.
3. Menuju ke Stasiun
Pergi ke stasiun KRL yang akan ditumpangi. Pastikan kamu tiba di stasiun beberapa menit sebelum keberangkatan untuk menghindari keterlambatan.
Setelah tiba di stasiun, cari pintu masuk yang sesuai dengan tujuanmu. Pastikan untuk mematuhi peraturan dan petunjuk di stasiun.
4. Membeli Tiket
Jika belum memiliki tiket, beli tiket di loket penjualan tiket atau mesin penjualan tiket. Pilih tujuan, dan bayar sesuai dengan harga tiket. Untuk beberapa stasiun, kamu juga bisa menggunakan kartu prabayar jika memilikinya
5. Masuk ke Area Peron
Setelah mendapatkan tiket, gunakan tiket untuk masuk ke area peron. Beberapa stasiun mungkin memiliki sistem gerbang yang harus dilewati dengan menggunakan tiket atau kartu prabayarmu.
6. Tunggu KRL
Setelah masuk ke area peron, tunggu KRL sesuai dengan jadwal. Pastikan kamu berada di tempat yang sesuai dengan tujuan. KRL biasanya menampilkan layar informasi yang menunjukkan tujuan dan waktu keberangkatan.
7. Naik KRL
Ketika KRL tiba, pastikan untuk membiarkan penumpang yang turun terlebih dahulu. Kemudian, naik ke KRL dengan tenang. Pilih tempat duduk jika tersedia, atau berdiri sesuai dengan kenyamananmu.Pastikan kamu tahu tujuan akhir dari KRL yang dinaiki dan turun sesuai tujuan.
Baca juga: Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka), Bikin Perjalanan dengan KA Makin Singkat
So, itulah definisi, sejarah, dan cara naik kereta rel listrik atau KRL yang perlu diketahui. Ingatlah untuk selalu mematuhi peraturan dan etika penumpang saat menggunakan KRL, seperti memberi tempat duduk kepada yang membutuhkan dan menjaga kebersihan stasiun dan KRL.