JNEWS – Samarinda, Ibukota Nusantara (IKN) dan Kota Balikpapan menjadi tiga kota di Kalimantan bagian timur yang saling melengkapi dalam pembangunan perekonomiannya. Di mana ke depannya usai IKN menjadi pusat pemerintahan diperkirakan perekonomiannya akan tumbuh siginifikan. Jelas hal ini menjadi optimisme baru bagi JNE Cabang Utama Samarinda.
Samarinda merupakan sebuah kota sekaligus menjadi ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Kota Samarinda dibelah oleh luasnya Sungai Mahakam sehingga kota ini dijuluki sebagai Kota Tepian karena berada di kedua tepi Sungai Mahakam.
Sudah sejak lama, Samarinda terkenal dengan pembangunan ekonomi yang pesat, seperti adanya Pelabuhan Samarinda dan Pelabuhan Palaran yang menjadi pelabuhan tersibuk di Kalimantan Timur.
Pertumbuhan perekonomian Samarinda juga ditopang oleh sektor pertambangan, perkebunan, perdagangan dan perindustrian serta konsumsi masyarakatnya yang merupakan salah satu kota dengan penduduk terbesar di Pulau Kalimantan.
Selain itu, adanya IKN yang berjarak sekitar 113 kilometer dari Samarinda dan sekarang pembangunannya terus dipacu oleh pemerintah memberikan dampak positif terhadap perekonomiannya.
Menurut Kepala Cabang Utama JNE Samarinda, Nandry Hidayat, tumbuhnya perekonomian Samarinda terlebih dengan adanya pembangunan IKN membawa berkah dan menjadi optimisme baru ke depannya bagi JNE Samarinda.
“Memang untuk saat ini belum berdampak signifikan terhadap peningkatan kiriman, karena IKN masih dalam tahap pembangunan. Namun ketika sudah jadi dan pemerintahan sudah efektif pindah ke sana, kemudian penduduknya bertambah, maka perekonomian juga akan berkembang sehingga peningkatan pengiriman akan mengikuti,” ujar Nandry, saat berbincang dengan JNEWS, Sabtu (20/1/2024).
Kekayaan sumber alam yang melimpah di Kaltim, dituturkan Ksatria yang mulai bergabung di JNE tahun 2016 ini, menghadirkan banyak perusahaan tambang berikut peralatan berat yang menjadi fasilitas penunjang utamanya.
“Tentu sektor pertambangan tersebut juga turut mendongkrak kiriman JNE Samarinda dan yang tidak kalah penting adalah sektor UMKM juga menjadi potensi yang tidak kalah besarnya,” jelas Nandry.
Potensi UMKM di Samarinda berbeda dengan UMKM di Pulau Jawa yang banyak bergerak di bidang produksi sandang, sedangkan untuk di Kalimantan potensi terbesar ada di pangan, sehingga kiriman intracity atau bahkan layanan kurir instan atau Roket JNE punya peluang besar.
“Sementara terkait kiriman masuk (inbound) untuk saat ini yang paling mendominasi adalah paket kiriman yang berasal dari Jabodetabek, sedangkan untuk kiriman keluar atau outbound didominasi oleh intra regional Kalimantan,” terang Nandry.
“Dengan mengendepankan servis level yang cepat dan dengan memaksimalkan seluruh potensi yang ada, JNE Samarinda optimis ke depannya akan tetap menjadi market leader dan pilihan utama masyarakat Kaltim dalam hal pengiriman barang,” tandasnya.
Sebagai tambahan, JNE Samarinda berdiri pada 2020 dan seiring berjalannya waktu kini sudah mempekerjakan lebih dari 170 karyawan. JNE Samarinda didukung oleh empat kantor cabang di zona B, yakni Cabang Melak, Tenggarong, Muara Badak dan Cabang Loa Kulu serta puluhan agen penjualan. *