Kurir meteor, julukan yang diberikan kepada Mediyanto. Bukan tanpa alasan, julukan tersebut diberikan karena loyalitasnya yang cukup luar biasa. Medi, sapaan akrabnya, mulai bergabung di JNE Mataram pada tahun 2015 sebagai security.
Setahun kemudian mengajukan diri sebagai kurir karena tertantang untuk mengantarkan kiriman ke wilayah pelosok desa dan pulau zona D. Adapun beberapa wilayah seperti Lombok Barat dan Lombok Utara yang proses pengantarannya langsung dari JNE Mataram.
Bahkan untuk beberapa pulau Gili juga langsung di delivery oleh Medi dari Mataram. Ksatria JNE Mataram ini juga menuturkan bahwa, “Dari sekian banyak perusahaan sejenis di Mataram, hanya JNE yang melakukan pengantaran langsung ke penerima di wilayah pulau Gili”.
Baca juga : Kebahagiaan dan Harapan Best Rider JNE Hub Pulo Gadung Agung Widodo
Ada 3 pulau yang rutin dilakukan pengantaran langsung dari JNE Mataram di Jl. Amir Hamzah No. 102, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, diantaranya Gili Air, Gili Meno dan yang paling ujung Gili Trawangan. Medi menggunakan kapal penyebrangan dari pelabuhan Pemenang Lombok Utara untuk mengantarkan kiriman ke pulau-pulau di Gili yang sebelumnya ditempuh melalui jalur darat menggunakan sepeda motor selama 1 jam.
Durasi penyeberangan sendiri memakan waktu kurang lebih 1 jam untuk sampai di pulau pertama. Dalam mengantarkan kiriman ke wilayah pulau di Gili juga bukan tanpa kendala, terkadang pemilik kapal tidak berani ambil resiko untuk beroperasi jika cuaca buruk. “Saat seperti itu, mau tidak mau saya harus mencari kapal lain yang jalan agar tetap bisa nyebrang” ungkap Medi.
Medi juga menuturkan bahwa kalau telat kembali ke dermaga Gili resiko tidak bisa balik ke rumah karena jam operasional kapal-kapal ada batas waktunya. Medi bercerita mengenai pengalamannya saat menumpang kapal penyebarangan ketika akan kembali ke Mataram dari pulau Gili. Saat itu cuaca kurang bersahabat dan gelombang laut cukup besar, membuat kapal yang ditumpanginya hampir tenggelam.
“Seluruh penumpang panik. Nahkoda kapal meminta seluruh penumpang untuk menggunakan pelampung yang telah disediakan di kapal. Saya hanya bisa pasrah dan berdoa agar kami diberi keselamatan. Alhamdulillah, kami semua bisa sampai di pelabuhan Pemenang dengan selamat” kenang Medi.
Pria berusia 38 tahun ini juga bercerita mengenai pengalamannya saat mengantar kiriman ke Sekotong yang merupakan wilayah pelosok di Lombok Barat. Ketika itu dia pernah dipalak preman dan sepeda motornya dirampas.
Namun, karena kedekatannya dengan customer JNE di wilayah tersebut, Medi meminta bantuan kepada salah satu customer setia JNE disana. “Alhamdulillah, sepeda motor saya ketemu dan dikembalikan tanpa kurang sedikit pun”, ungkapnya.
Baca juga : Wahyu Jumadi Tetap Berikan Pelayanan Maksimal Saat PPKM Darurat
Iyut Cahyadi selaku koordinator inbound JNE Mataram yang juga atasan langsung Medi mengatakan bahwa performance delivery Medi sangat memuaskan. Walaupun tidak ada patokan jumlah bawaan karena hitungan jarak dan resiko pengantaran ke daerah-daerah yang rawan. “Loyalitas Medi sangat luar biasa”, jelasnya.
“Selalu siap diperintahkan kapan pun dan kemana pun. Bahkan pernah suatu saat ada kiriman Urgent yang isinya berupa obat untuk tujuan Sumbawa, Medi bersedia dan langsung bergegas mengantar kiriman tersebut walaupun harus ditempuh selama kurang lebih 12 jam perjalanan pulang pergi dengan menggunakan sepeda motor”, tambah Iyut yang bangga akan loyalitas tim nya tersebut.
Sebagai rider JNE Mataram, melayani sampai ke pelosok desa agar JNE tetap selalu hadir di tengah masyarakat yg ada di pedesaan dan pulau kecil di Mataram merupakan tugasnya. “Saya menikmati pekerjaan ini karena saya merasa menemukan keluarga di JNE”, imbuh Medi sambil tersenyum bahagia.
Baca juga : Perjuangan Wanita Tangguh Bangkitkan Batik Tertua di Cilacap