Ujian hidup berupa wabah Covid-19 adalah wujud nyata bagaimana Allah SWT memberi peringatan bahwa begitu dekatnya manusia dengan yang namanya kematian. Untuk itu, bagi orang yang beriman Covid-19 adalah ujian nyata agar manusia taubat dan segera memperbaiki diri terutama dalam hal beribadah dan memperbanyak amal shaleh.
Lantunan surat Yasin dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW yang dibacakan oleh Ustad Zaky Mubarok bersama Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi dan yang lainnya, terdengar mangalun syahdu di ballroom lantai 7, JNE Tomang 11, Selasa (10/8/2021).
Di sore dimana JNE menggelar pengajian rutin dua bulanan tersebut, juga dilantunkan acara doa bersama untuk Indonesia dan juga karyawan JNE yang telah terlebih dahulu pulang meninggalkan dunia yang fana.
Acara yang digelar secara virtual dan diikuti para karyawan dari kantor cabang JNE di seluruh Indonesia ini juga terdapat sesi kegiatan santunan anak yatim perwakilan dari Yayasan Yatim Al Mujahidin, Petamburan, Jakarta Pusat.
Dalam tausiyahnya Ustadz Zaky Mubarok menjelaskan, mengenai wabah Covid-19 yang sudah berlangsung cukup lama merupakan ketentuan atau takdir dari Allah SWT. “Covid-19 bagi orang beriman adalah ujian nyata. Namun, bagi orang yang tidak beriman bisa jadi wabah tersebut sebagai adzab”, ucapnya.
Ustadz Zaky pun menambahkan, “Solusinya bagi yang beriman adalah taubatan nasuha, meningkatkan amal ibadah dan juga melaksanakan Prokes sesuai anjuran ahli kesehatan, serta bersabar dalam menghadapi ujian dari Allah SWT ini”.
Baca juga : Momen Tepat Untuk Berhijrah dan Perbanyak Bersedekah
Menurut Ustadz Zaky, Covid-19 yang merupakan ujian, sangat pas disikapi oleh JNE dengan memperbanyak sedekah, terutama kepada para anak yatim. “Saya sangat terharu, mengetahui langsung bahwa menyantuni anak yatim sudah merupakan budaya dan kebiasaan sejak JNE didirikan. Maka, pintu-pintu rejeki akan selalu tercurah untuk JNE,” jelasnya.
Mengenai sedekah, baik kepada anak yatim, kaum dhuafa, fakir miskin dan orang yang membutuhkan, merupakan amalan yang pahalanya akan mengalir terus meski orang tersebut sudah meninggal dunia.
Tiga pahala yang terus mengalir jika seseorang sudah meninggal dunia, yaitu ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah dan anak yang shaleh yang senantiasa mendoakan orang tuanya sekalipun orang tuanya yang sudah meninggal dunia.
“Jangan berkecil hati, mumpung kita sekarang masih diberi kesempatan oleh Allah SWT umur panjang, maka mari kita tingkatkan amal ibadah dan perbanyak sedekah. Bagi para karyawan tingkatkan produktivitas kerja, karena bekerja untuk mencari nafkah adalah juga bagian dari ibadah”, jelas Ustadz Zaky.
“Dengan amal-amal tersebut, kita sesungguhnya telah menabung sebagai bekal kelak ketika pulang ke kampung akhirat. Karena tidak seorang pun tahu kapan kematian akan menghampiri kita, apalagi saat ini wabah Covid-19 sedang melanda, di mana seakan-akan kematian begitu dekatnya,” terangnya.
Baca juga : Dengan Prokes Ketat, JNE Gelar Pemotongan Hewan Kurban di Medan dan Pangkal Pinang
Dalam tausiyahnya pun Ustadz Zaky juga mengajak karyawan JNE untuk berhijrah kepada kebaikan. “Saat ini kita dalam suasana menyambut Tahun Baru 1 Muharram 1443 H. Hijrah menjadi lebih baik lagi di segala bidang adalah kewajiban orang yang beriman, karena bagi orang yang beriman, waktu yang akan datang harus lebih baik dari sebelumnya, dan jika tidak itu akan sangat merugi,” ujarnya.
“Kepada para karyawan JNE yang sudah meninggal dunia, semoga Allah SWT menerima amal ibadahnya dan diampuni segala dosanya, serta ditempatkan di surganya Allah. Sedangkan bagi karyawan yang sedang terbaring sakit, entah itu karena Covid-19 atau penyakit lainnya, semoga Allah SWT segera angkat penyakitnya. Bagi karyawan yang dalam kondisi sehat semoga hidupnya selalu bersyukur dan ada dalam keberkahan,” pungkas Ustadz Zaky. *
Baca juga : Momen Tepat Untuk Berhijrah dan Perbanyak Bersedekah