Pilih Jasa Kurir Saat Banting Setir ke Toko Online

oleh Yahya Kurniawan

Adakah hal yang pasti di dunia ini? Ada, ketidakpastian.

Adakah hal yang tak berubah di dunia ini? Ada, perubahan itu sendiri.

Kata-kata ini sering diucapkan pada seminar-seminar motivasi. Bahkan mungkin di kehidupan sehari-hari pun kita sering mendengarnya, tanpa harus ikut seminar.

Ada untungnya kata-kata itu sering terdengar dan beberapa orang malahan mungkin menjadikan kata-kata tersebut sebagai kata mutiara dalam kehidupannya.

Mengapa untung? Karena ketika perubahan itu datang, ketika ketidakpastian melanda, banyak yang sudah siap secara mental.

Baca Juga : UKM Bali Kembali Menggeliat, JNE di Pulau Dewata Bernapas Lega

 

Wabah Yang Mengubah Wajah Dunia

Contoh yang paling mudah sedang terjadi sekarang ini, ketika seluruh dunia sedang dilanda penyakit. Penyakit ini amat sangat mudah menular dan penularan tersebut terjadi dari manusia ke manusia.

Otomatis terjadi pembatasan dalam hal interaksi antar manusia dan itu menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat drastis serta menimbulkan ketidakpastian, kapan wabah ini akan berakhir.

Dari sisi ekonomi, pembatasan interaksi ini menimbulkan banyak kerugian dan perlambatan ekonomi.

Bisnis tertentu yang berjalan lancar ketika terjadi interaksi antar manusia tentu akan collaps.

Pemilik bisnis tentu kalang kabut, setali tiga uang dengan karyawan yang menghadapi resiko pemecatan. Mereka memasuki masa-masa penuh ketidakpastian.

 

Baca Juga : Serba Dekat Jadi Serba Mudah dan Cepat

 

Meninggalkan Zona Nyaman

Tentunya mereka tidak boleh tinggal diam, harus segera berubah. Banyak pemilik bisnis yang memutar otak dan menjalankan bisnisnya dengan lebih kreatif, salah satunya adalah melalui penjualan online.

Demikian pula halnya dengan karyawan. Ketika menghadapi ketidakpastian akan masa depan pekerjaan mereka, banyak yang mulai mempersiapkan diri dengan mencoba berjualan secara online.

Hal-hal yang selama ini hanya dianggap sebagai hobi, misalnya memasak, membuat kue, merangkai bunga, menggambar, dan banyak contoh lain yang bisa dituliskan, sekarang dipoles sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan produk untuk dijual.

Saya bersyukur cukup banyak teman saya yang berani meninggalkan zona nyaman dan banting setir pada saat yang penuh ketidakpastian ini.

Janganlah dibayangkan proses banting setir tersebut selalu terjadi secara ekstrem, 180°. Beberapa orang teman saya hanya mengubah sedikit konsep bisnis dan produknya.

 

Contoh Perubahan Skema Bisnis

Misalnya ada seorang teman saya yang memproduksi dan berjualan kain jumputan, selama ini dia hanya berjualan secara tradisional, menawarkan door-to-door dan dipajang di rumah saja.

Ketika wabah melanda, dia masih memproduksi kain jumputan, tapi sekarang ditambah dengan membuat masker kain dari kain jumputan tadi.

Masker tersebut bisa dijual secara terpisah, bisa juga dijual bersama dengan kain utuh yang motif dan warnanya sama, sehingga nanti jika dibuat pakaian, bisa berpadu dengan maskernya.

Penjualan kain yang selama ini hanya door-to-door juga mulai dialihkan ke online, baik melalui sarana “tradisional” seperti telepon atau chat, maupun melalui sarana yang lebih canggih seperti lokapasar (marketplace).

Ada lagi yang memiliki mesin tertentu yang terpaksa menganggur karena sepi order, kemudian sedikit memodifikasi mesinnya untuk memproduksi APD (Alat Perlindungan Diri).

APD tersebut tak semata-mata dijual untuk mencari keuntungan, sebagian ada juga yang disumbangkan ke rumah sakit yang membutuhkan.

Ada juga yang memiliki keterampilan memasak, kemudian mencoba berjualan masakan dengan sistem pre order atau mengolah dan mengemas masakan tersebut sedemikian rupa sehingga bisa dijual secara online.

 

Sumber foto: Campaign Creators on Unsplash

 

Jika hendak diteruskan lagi, ada banyak contoh lain yang bisa dikemukakan. Dari tiga contoh tadi, setidaknya bisa dikatakan ada satu benang merahnya, yaitu proses berjualan dilakukan secara online.

Ketika bisnis berubah menjadi online, satu hal yang pasti dibutuhkan oleh para pelaku bisnis itu adalah jasa kurir untuk mengirimkan produk ke pembeli.

Apa yang saya ceritakan di atas ini bukanlah sebuah dongeng karena kenyataannya terjadi pada banyak teman dan kenalan saya.

 

Baca Juga : Pengiriman Lancar, Promosi Produk Kian Gencar

 

Jasa Kurir Yang Bisa Dipercaya

Tentunya dibutuhkan jasa kurir yang terpercaya untuk memastikan barang yang dijual sampai dengan aman ke tangan pembeli.

Salah satu jasa kurir yang sering saya lihat “berkeliaran” di sekitar rumah saya adalah JNE. Sejak wabah merebak, semakin sering saja saya melihat kurir JNE melewati seputaran rumah saya, tentu termasuk ke rumah saya sendiri karena saya juga semakin sering belanja online.

Dalam pemikiran saya, kurir JNE tersebut tentu bukan cuma mengirim barang saja, tapi juga menjemput barang untuk dikirim.

Saya sendiri sering memanfaatkan layanan jemput barang ini, khususnya saat hendak mengembalikan berbagai perangkat elektronik yang sudah selesai saya ulas.

Layanan jemput barang ini memang sudah cukup lama dimiliki oleh JNE. Layanan ini tentu sangat memudahkan mereka yang memutuskan untuk berjualan secara online karena mereka tak harus keluar ke cabang JNE terdekat, melainkan tinggal menunggu petugas datang.

Satu hal yang saya suka dari JNE, mereka ternyata juga peduli terhadap pengusaha kecil. JNE terus mengadakan program-program yang membuat pengusaha kecil tersebut tidak merasa “sendiri” dalam menghadapi wabah ini.

Misalnya mereka memberikan diskon untuk pengiriman APD, bahkan untuk kasus tertentu bisa gratis.

Ada lagi program yang disebut dengan Pesona (Pesanan Oleh-Oleh Nusantara) untuk mendukung produsen makanan khas daerah tertentu.

Diharapkan dengan adanya kemudahan-kemudahan ini, ekonomi tetap bergerak dan dengan demikian ketika kelak wabah ini berlalu, negeri ini tak berlarut-larut berada dalam keterpurukan melainkan segera bangkit kembali.

Baca Juga : Adaptasi Hingga Pilihan Jasa Kurir yang Tepat Penting dalam New Normal

Exit mobile version