Adanya vaksinasi terhadap pandemi Covid-19 yang mulai gencar dilakukan awal 2021, menjadi secercah titik terang bagi Indonesia. Tak hanya untuk masyarakat pada umum saja, tapi juga bagi pelaku usaha atau pengiat bisnis.
Vaksnisasi menjadi stimulus khusus untuk memberikan optimisme bagi pelaku usaha agar kembali bangkit dan menjalankan kegiatan usahanya dengan normal kembali.
Melihat hal ini, startup penyedia layanan point-of-sale Qasir, ikut mengajak para usahawan untuk mengantisipasi situasi yang akan datang tersebut.
BACA JUGA: Ini Tiga Tantangan yang Dihadapi UMKM Jika Ingin Go Global
CEO Qasir, Michael William menjelaskan, vaksin memang sudah di depan mata, namun pelaksanaanya butuh proses agar bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Usahawan bisa menganggap proses tersebut sebagai periode revitalisasi, yang bisa dimanfaatkan untuk menyiapkan amunisi sebelum industri kembali normal sepenuhnya.
“Jika kita sudah melalui tahap adaptasi ke teknologi digital selama pandemi ini, saatnya kita mulai masuk ke tahap optimalisasi. Pemanfaatannya mesti ditingkatkan, fitur-fitur dan layanan yang belum tersentuh dari platform digital harus lebih dieksplor,” jelas Michael.
Michael mengungkapkan setidaknya terdapat tiga trik yang dapat dilakukan usahawan untuk mempersiapkan diri memasuki era pasca-pandemi sesaat lagi.
Pertama, membangun konsistensi penjualan produk atau jasa melalui promosi digital, seperti melalui media sosial atau marketplace. Meskipun era pasca-pandemi memungkinkan konsumen untuk mengunjungi toko atau berbelanja langsung, perilaku konsumen dalam mengakses produk secara digital akan tetap bertahan karena kebiasaan ini terbentuk semakin kuat selama pandemi.
Kedua, meningkatkan interaksi dan menjaga hubungan baik dengan konsumen melalui evaluasi dan pengembangan produk yang dapat dilakukan dengan mudah dan gratis melalui platform survei online. Hal ini dapat menjadi solusi untuk menciptakan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan target konsumen.
Ketiga, membuat website usaha sendiri. Hal ini seharusnya dilakukan sejak awal agar nama domain usaha tidak digunakan. Website usaha menjadi representasi digital yang memberikan kesan terpercaya bagi sebuah brand UMKM. Keberadaan usaha di media sosial dan marketplace dapat sewaktu-waktu mengalami kendala yang malah menghambat penjualan, maka website atau landing page dapat menjadi acuan resmi bagi konsumen baik sebagai akses membeli produk maupun referensi informasi.
Lebih lanjut Michael mengatakan, strategi tersebut perlu dilakukan mengingat upaya pemerintah yang sudah mulai mendistribusikan vaksin untuk meminimalisir laju dan penyebaran virus Covid-19 di berbagai wilayah Indonesia.
Qasir optimis dengan adanya vaksinasi akan menstimulus daya beli masyarakat dan berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi. Pemerintah melalui OJK juga menggelontorkan dana kredit sebanyak Rp 388.33 triliun untuk 6.15 juta debitur dari pelaku UMKM untuk menggairahkan pemulihan usaha.
BACA JUGA : Kisah Syarah Bakery, dari Garasi Rumah sampai Toko Roti Ternama
“Jangan sampai usahawan kelabakan karena tidak menyiapkan strategi pasca-pandemi sedari dini. Langkah-langkah tadi kami anjurkan supaya usahawan tidak kehilangan momentum, telat adaptasi dan adopsi yang akhirnya malah berpengaruh buruk terhadap penjualan dan pertumbuhan bisnis kedepannya,” tambah Michael.
Sementara dari sisi penyedia aplikasi, salah satu kontribusi Qasir untuk mendukung pelaku UMKM di masa transisi ini adalah dengan menyediakan layanan Website Usaha yang sudah diikuti oleh 2.500 usahawan.
Inovasi layanan ini ini dapat dieksplor dan dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk menjangkau konsumen lebih luas. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah yang mendorong gerakan UMKM Go Digital selama beberapa tahun terakhir.
“Kami tidak ingin sekedar menciptakan produk tanpa memberikan dampak yang nyata bagi usahawan mikro. Untuk itu, kami terus memonitor pergerakan konsumen kami, sejauh mana tingkat utilisasi fiturnya, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan mereka, serta intens membuka dialog dengan mereka. Terbukti, terjadi peningkatan pengguna aktif sebanyak 47% usahawan sejak pandemi melanda di Q1 2020,” tutup Michael.