JNEWS – Tren gaya hidup selalu berubah seiring waktu. Belakangan, dua filosofi yang bertolak belakang mulai populer, yaitu YOLO, atau You Only Live Once, dan YONO—You Only Need One. Keduanya mencerminkan cara orang menjalani hidup. YOLO identik dengan menikmati momen tanpa banyak berpikir panjang, sementara YONO mengajak untuk hidup sederhana dan fokus pada kebutuhan.
Dua tren ini memengaruhi banyak keputusan sehari-hari, mulai dari belanja, hidup bersosial, hingga gaya kerja. Ada yang merasa YOLO membuat hidup lebih seru, tapi ada juga yang memilih YONO karena lebih terencana.
Pertanyaannya, apakah perlu memilih salah satu? Atau justru keduanya bisa berjalan beriringan?
Apa Itu Tren Gaya Hidup YOLO?
YOLO adalah singkatan dari You Only Live Once, arti harfiahnya adalah hidup hanya sekali. Filosofi ini mendorong seseorang untuk bisa menjalani hidup tanpa penyesalan, mengejar kebahagiaan, dan mencoba pengalaman baru. Gaya hidup YOLO sering diartikan sebagai ajakan untuk mengambil risiko dan fokus pada pengalaman hidup, daripada pusing karena terlalu memikirkan masa depan.
Dalam praktiknya, tren gaya hidup ini terlihat dari keputusan yang mengutamakan kebahagiaan instan, seperti berangkat traveling mendadak, menghabiskan uang untuk pengalaman unik, atau mencoba hal-hal yang sebelumnya dianggap terlalu berisiko. Di satu sisi, banyak orang menganggap ada sisi negatif dalam gaya hidup ini, seperti mengabaikan tabungan, investasi, dan perencanaan keuangan jangka panjang.
Meski begitu, sebenarnya gaya hidup YOLO tidak selalu buruk. Dengan perencanaan yang matang, prinsip YOLO dapat memotivasi kita untuk keluar dari zona nyaman, menikmati hidup, dan mengejar impian tanpa rasa takut berlebihan.
Baca juga: Gaya Hidup Minimalisme: Cara Hidup Sederhana untuk Mencapai Kebahagiaan Sejati
Lalu, Apa Itu Tren Gaya Hidup YONO?
YONO adalah singkatan dari You Only Need One, yang berlawanan dengan konsep YOLO. Tren gaya hidup YONO menekankan pentingnya hidup sederhana dan fokus pada kebutuhan, bukan keinginan. Filosofi ini mengajak kita untuk memprioritaskan hal-hal yang benar-benar dibutuhkan, menghindari pemborosan, dan mengurangi konsumsi berlebihan.
Tren YONO muncul sebagai respons terhadap gaya hidup konsumtif dan materialisme, yang kadang menjadi imbas dari prinsip YOLO. Banyak orang mulai sadar bahwa memiliki banyak barang tidak selalu membawa kebahagiaan. Sebaliknya, gaya hidup minimalis yang berfokus pada kebutuhan esensial justru menciptakan ketenangan, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas hidup.
Contoh gaya hidup YONO termasuk membeli barang dengan kualitas tinggi yang tahan lama, mengurangi belanja impulsif, dan lebih mindful dalam pengeluaran uang. Prinsip ini juga mendorong keberlanjutan dengan mengurangi limbah dan konsumsi berlebihan yang merusak lingkungan.
Tren gaya hidup YONO mengajarkan bahwa lebih sedikit bisa berarti lebih banyak kebahagiaan, jika fokus diarahkan pada hal-hal yang benar-benar penting.
Mana yang Lebih Baik: YOLO atau YONO?
Tidak ada jawaban mutlak tentang mana yang lebih baik antara YOLO dan YONO. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan yang bisa disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan. Yang terpenting adalah menemukan keseimbangan di antara keduanya, agar hidup terasa lebih bermakna dan tetap terkendali secara finansial.
Tren gaya hidup YOLO mengajarkan untuk mengambil risiko, mencoba hal-hal baru, dan menikmati momen hidup yang berharga. Yang seperti ini bagus banget buat kesehatan mental, karena dapat mengurangi rasa penyesalan dan mendapatkan pengalaman yang memperkaya hidup. Namun, jika terlalu fokus pada YOLO, seseorang bisa terjebak dalam pola hidup boros dan mengabaikan perencanaan masa depan.
Di sisi lain, YONO mendorong hidup sederhana dengan memprioritaskan kebutuhan. Prinsip ini sangat baik untuk menjaga kestabilan finansial dan mengurangi stres akibat beban keuangan. Tetapi jika diterapkan terlalu kaku, tren gaya hidup ini bisa membuat hidup terasa membosankan dan kehilangan spontanitas.
Jadi, mana yang lebih baik? Jawabannya adalah mengombinasikan keduanya.
YOLO dan YONO bukanlah pilihan yang saling bertentangan, melainkan dua sisi yang saling melengkapi. Mengambil risiko dalam hal-hal yang benar-benar berharga, tetapi tetap bijak dalam pengeluaran sehari-hari, akan menciptakan hidup yang lebih seimbang.
Bagaimana Menerapkan YOLO dan YONO Secara Seimbang?
Tren gaya hidup seperti YOLO dan YONO memang menawarkan pendekatan yang berbeda dalam menjalani hidup. Namun, keduanya bukan berarti harus dipilih salah satu secara mutlak.
Justru, menemukan titik tengah antara keduanya bisa membantu menciptakan keseimbangan yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menerapkan kedua prinsip ini dengan lebih bijak.
1. Gunakan Prinsip YOLO untuk Hal-Hal yang Priceless
Terapkan YOLO buat hal-hal yang membuat hidup jadi lebih seru dan bermakna. Misalnya, traveling ke destinasi impian, ikut kursus atau pelatihan yang bisa meningkatkan skill, atau mencoba sesuatu yang baru. Tak hanya mendapatkan kesenangan sesaat, pengalaman ini juga bakal dikenang lama kan?
2. Terapkan YONO dalam Pengeluaran Sehari-Hari
Dalam kehidupan sehari-hari, gunakan prinsip YONO dengan membeli barang yang benar-benar dibutuhkan dan berkualitas. Prioritaskan kebutuhan daripada keinginan. Hindari belanja impulsif dan fokus pada hal-hal yang memberikan manfaat jangka panjang.
3. Tentukan Prioritas dalam Setiap Keputusan
Sebelum mengambil keputusan, tanyakan pada diri sendiri: Apakah ini keputusan YOLO yang akan memberikan kebahagiaan jangka panjang, atau hanya sekadar keinginan sesaat? Atau apakah ini keputusan YONO yang terlalu menekan dan menghilangkan kesempatan menikmati hidup? Dengan pertanyaan ini, setiap keputusan bisa lebih seimbang.
4. Sisihkan Dana untuk Kedua Gaya Hidup
Alokasikan anggaran khusus untuk aktivitas YOLO, seperti liburan atau mencoba hobi baru, agar tetap bisa menikmatinya tanpa merasa bersalah. Di saat yang sama, pastikan kebutuhan penting dan tabungan tetap menjadi prioritas utama, sesuai tren gaya hidup YONO.
5. Bijak Mengelola Waktu dan Energi
YOLO dan YONO juga bisa diterapkan dalam cara mengatur waktu dan energi. Jangan habiskan waktu hanya untuk bekerja dan menabung saja, tetapi luangkan waktu untuk hal-hal yang membuat hidup lebih berwarna. Sebaliknya, jangan terlalu sering mengejar kesenangan tanpa ada rencana. Boleh senang-senang, asal ada bujet dan jatahnya.
Baca juga: Mindfulness: Pengertian dan Cara-Cara Menerapkannya di Hidup Sehari-hari
Menggabungkan tren gaya hidup YOLO dan YONO dapat menciptakan hidup yang lebih seimbang. YOLO membantu untuk lebih menikmati hidup dan menciptakan kenangan yang priceless, sementara YONO menjaga kestabilan finansial dan mengurangi stres. Keduanya saling melengkapi, sehingga tidak perlu memilih salah satu secara ekstrem.
Nikmati hidup dengan tetap bertanggung jawab. Ambil risiko yang diperlukan untuk menciptakan momen berharga, tetapi tetap prioritaskan kebutuhan dan masa depan. Dengan keseimbangan ini, hidup akan terasa lebih bermakna dan bahagia tanpa mengorbankan keamanan finansial.