JNEWS – Gunung Papandayan merupakan salah satu keajaiban alam Jawa Barat yang sudah terkenal sejak berabad-abad lalu. Gunung yang penuh dinamika ini telah menjadi perhatian dan tercatat di berbagai media atau buku asing sejak dulu.
Sekarang, gunung ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit, baik untuk sekadar bersantai maupun untuk melakukan pendakian.
Legenda Gunung Papandayan
Nama Papandayan berasal dari kata panday, yang berarti pandai besi. Penamaan itu berasal dari legenda masyarakat di sekitar kaki Gunung Papandayan yang mengatakan telah mendengar suara gaib dari dalam gunung tersebut. Suara itu mirip suara seorang pandai besi yang sedang menempa besi berkali-kali.
Selain legenda yang bersumber dari nama Papandayan, terdapat juga beberapa mitos di kalangan pendaki. Salah satunya adalah larangan bergerak jika ada angin kencang. Pendaki harus diam sejenak untuk menunggu angin reda. Selain itu juga ada larangan untuk bercerita horor.
Salah satu makhluk legendaris di Papandayan adalah babi putih yang diberi nama Omen. Ini bukan mahluk halus, melainkan hewan yang suka iseng mengganggu para pendaki yang camping di Pondok Saladah.
Baca juga: 9 Destinasi Wisata Pegunungan Terindah di Indonesia
Fakta tentang Gunung Papandayan
Gunung Papandayan terletak di sebelah tenggara Kota Bandung. Tepatnya di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ketinggian Papandayan sekitar 2.665 meter di atas permukaan laut.
Dikutip dari Portal Literasi Sejarah Bencana BNPB, Papandayan merupakan gunung api tipe A yang berbentuk strato atau stratovolcano. Papandayan telah mengalami erupsi (yang tercatat) dan aktivitas vulkanik lainnya tahun 1772, 1923, 1924, 1925, 1926, 1927, 1942, 1993, 1998, dan 2002. Letusan terbesar adalah pada tahun 1772 yang mengakibatkan jatuhnya korban sebanyak 2.951 jiwa dan berdampak pada kawasan seluas 250 km2.
Letusan pada tahun 1772 tercatat dalam buku The History of Java yang ditulis oleh Thomas Stamford Raffles, buku The Malay Archipelago oleh Alfred Russel Wallace, laporan Leupe pada tahun 1773, dan Hageman pada tahun 1823.
Selain catatan tentang erupsi tersebut, terdapat pula catatan kunjungan para bangsawan asing. Salah satunya adalah kunjungan seorang pewaris tahta Kerajaan Austria-Hungaria yang bernama Franz Ferdinand pada tahun 1893. Kunjungan itu ditulis dalam surat kabar Het Vaderland.
Daya Tarik Gunung Papandayan
Papandayan menyimpan banyak potensi wisata sehingga merupakan salah satu destinasi favorit di Jawa Barat. Berikut adalah objek-objek wisata menarik di Gunung Papandayan.
1. Keragaman Flora
Terdapat berbagai tumbuhan menarik di kawasan Papandayan, antara lain edelweis, cantigi, suagi, puspa, saninten, manglid, dan jamuju.
2. Keragaman Fauna
Macam-macam hewan yang ada di Papandayan antara lain trenggiling, kijang, lutung, kutilang, macan kumbang, babi hutan, dan sebagainya.
3. Kawah-Kawah yang Menakjubkan
Kawah Papandayan mengeluarkan asap putih yang syahdu sehingga menjadi spot foto yang menarik bagi pengunjung. Selain itu, di sekitarnya masih ada Kawah Baru, Kawah Nangklak, Kawah Mas dan Kawah Manuk.
4. Hutan Mati
Hutan Mati ada di Pos 9. Nama itu menggambarkan kondisi tanpa kehidupan di area sekitar Papandayan akibat letusan gunung tersebut. Seluruh vegetasi di areas tersebut mati karena terbakar sehingga menyisakan pohon-pohon yang menghitam tanpa daun.
5. Tegal Alun
Untuk sampai di Tegal Alun, pendaki harus mampu mencapai puncak. Lahan seluas 35 hektare tersebut merupakan padang edelweis, si bunga abadi. Pemandangan cantik ini bagai imbalan setelah menempuh beberapa jam perjalanan yang melelahkan.
6. Pondok Saladah
Pondok Salada atau Pondok Saladah terletak di Pos 10. Nama tersebut diambil dari banyaknya tanaman selada di sekitar tempat itu. Biasanya pendaki berkemah di sini. Jika tidak ingin repot, pemandu bisa menyiapkan tenda siap huni. Uniknya, di sekitar tempat ini banyak warung yang menyediakan kopi hingga nasi goreng.
7. Pemandian Air Panas
Pemandian ini dikelola oleh Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Papandayan. Air hangat yang ada di sini mengandung belerang yang berasal dari rekahan gunung. Belerang sering digunakan dalam pengobatan gangguan kulit. Sedangkan kehangatan airnya dapat membuat tubuh relaks.
Baca juga: Tips dan Jalur Pendakian Gunung Bromo yang Perlu Diketahui
Panduan Mendaki Gunung Papandayan
Papandayan memiliki jalur pendakian yang tidak terlalu ekstrem sehingga cocok untuk pemula. Namun demikian, sebagai pemula, para pendaki harus tetap berhati-hati. Berikut adalah kondisi jalur pendakian Papandayan tersebut.
1. Kondisi Rute dan Durasi Pendakian
Jalur pendakian Papandayan tidak terlalu curam dan banyak jalur landai. Meski tanjakan tidak ekstrem, tetapi pendaki tetap akan merasakan medan yang makin naik. Suasana pendakian akan tetap terasa sehingga tidak seperti piknik biasa. Karena itu, persiapan fisik juga harus dilakukan.
Durasi pendakian termasuk tidak lama, yaitu sekitar 4-5 jam, sehingga tidak perlu menginap atau berkemah, kecuali menginginkannya. Dengan demikian, waktu terbaik untuk mendaki adalah dimulai pagi-pagi sekali pukul 07.00 agar bisa kembali sebelum gelap.
2. Jumlah Pos di Papandayan
Jumlah pos di Papandayan ada 10. Tapi pintu gerbang pendakian ada di Pos 4. Kendaraan bisa parkir di Pos 3, yang juga merupakan tempat untuk melapor. Area kawah ada di Pos 5 dan 6. Sedangkan area camping ada di Pos 8 dan 10.
3. Fasilitas Pendakian
Fasilitas pendukung yang paling dibutuhkan di jalur pendakian cukup lengkap, seperti toilet, musala, dan warung. Namun pendaki harus tetap mempersiapkan perbekalan sendiri, untuk berjaga-jaga jika warung tutup atau menunya tidak cocok.
Gunung Papandayan menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan di Jawa Barat. Papandayan dengan segala keunikannya akan menjadi kenangan yang mengesankan. Namun pengunjung harus tetap waspada terhadap kondisi alam yang bisa berubah di luar perkiraan.