UMKM menjadi salah satu sektor yang paling terdampak dari wabah virus Corona yang saat ini sudah berjalan hampir dua tahun di Indonesia. Namun demikian, kondisi tersebut bukan berarti harus menyerah pada keadaan, justru harus bisa berinovasi dan bangkit.
Hal tersebut dibuktikan oleh Koperasi Mina Agar Makmur yang merupakan binaan Pertamina EP Tambun Field. Adanya pandemi Covid-19, justru membuat para pengurus dan anggotanya semangat untuk terus meningkatkan produksi.
“Alhamdulillah, pandemi COVID-19 tidak berpengaruh bagi kami. Produksi rumput laut kering dan produk olahan rumput laut tetap stabil, hanya awal COVID-19 dan masa PSBB saja turun sedikit karena pembatasan pekerja,” ujar Usup Supriatna, Ketua Koperasi Mina Agar Makmur.
BACA JUGA : Ekspor Industri Pengolahan Laut Sumbang Devisa USD 96 Juta
Usup mengatakan permintaan akan rumput laut kering dan agar-agar rumput laut yang dihasilkan oleh Koperasi Mina Agar Makmur cukup tinggi. Konsumen tertarik atas mutu rumput laut kering dan produk hasil olahan rumput laut yang dihasilkan oleh Koperasi.
“Ada permintaan olahan rumput laut 1 ton per bulan ke India, kami tolak. Kami tak sanggup memasok sebanyak itu. Kami juga baru mencoba memasok ke Jepang melalui pihak ketiga, itu pun baru 15 kg,” ujarnya.
Usup mengatakan, Koperasi menjual rumput laut kering kepada salah satu perusahaan pengolahan rumput laut di Jakarta. Setiap bulan dikirim sekitar 100 ton. “Kalau dirata-ratakan setiap tahun kami menjual 1.000-1.200 ton. Kalau kami produksi lebih dari 1.200 ton pun, perusahaan tersebut siap menampung,” ujarnya.
Harga jual rumput laut dari Koperasi Mina Agar Makmur Rp5.000 per kilogram. Dengan asumsi produksi 1.200 ton per tahun, Koperasi mengeruk keuntungan sekitar Rp6 miliar. Kondisi itu juga belum ditambah atau termasuk omzet dari pengolahan agar-agar rumput laut.
Selain menjual rumput laut kering, melalui Kelompok Anugerah Pertiwi yang menjadi binaan Koperasi Mina Agar Makmur, diproduksi olahan agar-agar dari rumput laut. Ada dua produk yang dijual Kelompok Anugerah Pertiwi, yaitu Agar Stik dan Mie Kristal.
Pembuatan dan pengolahan kedua produk ini dilakukan di Desa Pisangsambo, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang. Fasilitas pengolahan agar-agar rumput laut olahan Kelompok Anugerah Pertiwi cukup lengkap. Selain memiliki beberapa unit freezer, juga tempat pengeringan rumput laut, dan pengolahan racikan bumbu untuk penyedap rasa mie kristal dalam mangkuk kertas (paper bowl).
“Mie kristal agar-agar rumput laut ini banyak disukai, bahkan salah satu konsultan kesehatan di daerah Jakarta memesan mie kristal ini untuk diet Kesehatan,” ujar Usup.
Sebuah perusahaan konsultan Kesehatan di Jakarta Selatan menjadi pelanggan setia mie kristal produksi Kelompok Anugerah Pertiwi. Awalnya, lanjut Usup, konsultan tersebut membeli 100 pieces, berkembang menjadi 5.000 pieces dan kini menembus 11.000 pieces. Total kapasitas produksi mie kristal Kelompok Anugerah sejatinya mencapai 15.000 pieces.
BACA JUGA : Begini Cara Sembunyikan Foto Profil WhatsApp
“Produk mie kristal ini cukup berhasil dan paling digemari. Dietnya itu enak,” ujar Usup.
Mie kristal olahan Kelompok Anugerah Pertiwi berasal dari agar-agar rumput laut berkualitas terbaik. Produk ini dinilai sangat tinggi serat pangan, rendah kandungan karbohidrat sehingga menyehatkan pencernaan. Selain itu, mie kristal juga cocok untuk makanan alternatif penderita gula darah tinggi/diabetes, diet rendah karbohidrat.
Dia menyebutkan, ide pengembangan mie kristal agar-agar rumput laut berawal dari kebiasaan Usup makan mie. Terbersit dalam pikirannya untuk mengembangkan mie kristal. Belakangan, Usup mencoba merealisasikan ide itu. Apalagi sebelumnya Kelompok Anugerah Pertiwi itu sudah memproduksi Agar Strip.
“Saya coba pakai bumbu mie instan, kok enak juga,” ujar Usup.
Arya Dwi Paramita, Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina menjelaskan pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan ini sejalan dengan komitmen Pertamina dalam penerapan nilai Environmental, Social, and Governance (ESG) dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
“Pesanan dari luar negeri ini juga sejalan dengan semangat Pertamina dalam perkuat langkah bisnis hingga mancanegara dari bukan hanya dari bisnis hulu sampai hilir namun juga merangkul mitra binaan menjadi masyarakat berdikari dan menuju pasar global,’’ jelas Arya.