Di sela-sela kesibukannya sebagai Kepala Kantor Perwakilan JNE Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sukasno terus mengembangkan hobi dan kecintaannya terhadap batik tulis yang sudah lama digeluti. Kepeduliannya pada batik selain dilandasi kecintaan dan hobi yang tumbuh sejak kecil.
Kecintaan Sukasno pada batik diawali sejak dirinya duduk di bangku SD. Ia yang dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan pengrajin batik, Solo, Jawa Tengah, menjadikan batik seolah sudah menjadi bagian dari hidupnya sehingga Ia juga ingin ikut serta melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa.
“Saya memang sejak kecil sudah cinta batik. Dari kecil saya sudah bisa membatik. Jadi sejak merantau ke Jakarta dan hingga bekerja di JNE pun kecintaan pada batik tidak pernah pudar. Di sela-sela waktu lenggang, pada 2010 saya men-design dan merintis usaha batik”, terangnya.
Baca juga : Getuk Nylekitho, Makanan Jadul Beromzet Puluhan Juta
“Pas hari libur misalnya, saya tawarkan batik ke para pejabat, artis dan lain sebagainya. Bersyukur mereka menerimanya, karena keunggulan dari batik saya adalah batik tulis yang punya nilai tersendiri bagi mereka yang mengerti akan batik,” ungkap Ksatria yang akrab disapa Mas Kas itu kepada JNEWS, Senin (14/6/2021).
Ia menuturkan, merasa bersyukur karena bisa membagi waktu antara pekerjaan pokok sebagai Kepala KP JNE Pasar Minggu, dan menyalurkan hobi dan bakatnya membatik. Bahkan, dari hal itu Ia sudah menghasilkan income tambahan yang cukup lumayan buat menopang ekonomi keluarganya.
Baca juga : Kisah Desi Dheeya Craft yang Tak Menyerah Oleh Pandemi
“Alhamdulillah sekarang sudah punya brand sendiri, yaitu ‘Maskas Batik’. Nama tersebut diambil dari panggilan akrab saya. Produk batik yang saya design sudah banyak dipakai para pejabat, politikus, pengusaha hingga selebritis,” bebernya yang mulai bergabung di JNE tahun 2007 di bagian operasional ini dengan bangga sambil menyebut beberapa pejabat seperti gubernur dan artis ternama Ibu Kota.