Tak bisa dipungkiri, adanya pandemi Covid-19 membuat bisnis sektor logistik dan kurir melonjak pesat. Salah satu pemicunya adalah meningkatnya aktivitas digital masyarakat saat pandemi termasuk di dalamnya belanja online atau daring.
Aktivitas tersebut diklaim mendongkrak sektor logistik dan jasa pengiriman. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, segmen logistik relatif stabil selama pandemi Covid-19. Bahkan, transaksi pembelian lewat e-commerce meningkat 18,1% menjadi 98,3 juta transaksi dengan total nilai transaksi naik 9,9% menjadi Rp 20,7 triliun.
Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menyebutkan, kegiatan logistik yang masih dapat bertahan bahkan mengalami pertumbuhan positif adalah layanan logistik e-commerce dan layanan pengiriman barang (courier service).
Bahkan Kepala Cabang Utama JNE Solo Bambang Widiatmoko juga mengutarakan hal yang sama. Menurut dia, saat awal pandemi pada Maret dan April, volume pengiriman barang di tempatnya meningkat sampai 30%.
“Ini dipengaruhi banyak masyarakat beraktivitas di rumah, tetapi tetap melakukan transaksi pembelian lewat online,” ujar dia.
BACA JUGA : Menjaga Usaha yang Muncul Saat Pandemi Tetap Survive
Bambang menjelaskan, sebelum pandemi, rata-rata volume pengiriman dari Solo ke berbagai wilayah seperti Jabodetabek dan Jawa Timur mencapai 20 ton per bulan. Sebagian barang itu dikirim via darat dan udara. Ketika pandemi, pengiriman via udara anjlok, karena banyak rute penerbangan tutup akibat tidak ada penumpang, sedangkan pengiriman barang via darat justru menjadi berkah dan meningkat.
Peningkatan pengiriman barang membuat pihaknya menambah armada. Saat ini, pihaknya diperkuat 35 unit armada, di antaranya 15 unit truk yang semuanya merek Isuzu yakni truk Giga dan Elf NKR.
Menurut Bambang, bisnis pengiriman adalah bisnis kepercayaan dan ketepatan waktu. Karena itu, armada yang dikerahkan juga harus memiliki keandalan.
“Sebagai pelaku usaha, tentu kami menginginkan kendaraan yang efisien, tetapi untuk bisnis seperti ini, kendaraan yang andal yang benar-benar dibutuhkan. Apalagi, operasional kami 24 jam tanpa henti, sehingga butuh dukungan keandalan,” tutur Bambang.
Kepercataan JNE menggunakan produk keluaran Isuzu juga ditambah dengan adanya tim mekanik yang bisa melayani servis dengan datang ke tempat konsumen.
Terkait hal itu, Kepala Wilayah Astra Isuzu Jateng dan DIY Sucipto mengatakan, pihaknya terus berusaha melakukan berbagai inovasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis sektor logistik dan kurir ini. Selain itu, mereka juga terus berusaha meningkatkan layanan purna jual dengan menyediakan berbagai suku cadang yang dibutuhkan konsumennya di rute-rute yang sering mereka lalui.
BACA JUGA : Survei: Masyarakat Indonesia Pakai Internet Lebih dari 8 Jam per Hari
Dengan demikian, jika terjadi kerusakan dan perlu pergantian suku cadang, maka dengan mudah dan cepat mereka bisa mendapatkan. Sehingga, tidak terlalu lama mengganggu waktu kerja konsumen.
Diakui, saat masa pandemi, pihaknya menggarap serius sektor industri yang masih bertumbuh, seperti logistik. Menurut dia, tren pertumbuhan bisnis sektor logistik dan kurir di Jateng dan DIY diprediksi akan terus berkembang.
Sucipto optimistis bisnis logistik dan kurir masih akan terus meningkat ke depannya pascapandemi Covid-19. Hal itu tentunya akan berdampak positif bagi bisnis otomotif secara umum dan Isuzu khususnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan optimismenya soal pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Pihaknya terus melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV tahun 2020 dan di tahun 2021.